DRAMATARI GAMBUH DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Penulis

  • I Wayan Budiarsa Institut Seni Indonesia Denpasa

Kata Kunci:

Dramatari, Gambuh, Revolusi

Abstrak

Abad ke XI Gambuh telah hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat Bali. Sebelumnya seni tari di Bali tidak menggunakan lakon, Gambuh sebagai garapan baru di masa itu mentransformasikan cerita Panji/malat ke bentuk dramatari. Cerita Panji terdapat hubungan Jawa dan Bali yang erat, Dalem Waturrenggong memerintah Bali pada tahun 1460-1550 Masehi sebagai kebangkitan kesenian Bali dan lahir sebuah seni pertunjukan Bali Klasik bernama Gambuh. Gambuh dramatari tertua di Bali menggunakan cerita Panji dari Jawa Timur sebagai lakonnya. Lakon-lakon Panji diproduksi pada ketoprak, sandiwara, dan arja di Indonesia. Di Jawa, Raden Panji dianggap sebagai keturunan Pandawa, Panji
lebih dikenal disebut Inao sebagai Buddha/ jataka, di Thailand versi Jataka dari Inao dipentaskan dan ditulis oleh Raja Rama II (1809-1824). Sebelumnya Asia Tenggara termasuk Indonesia telah dipengaruhi oleh wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang berasal dari India. Jawa, Bali, Malaya, Thailand, Kamboja, Laos kebudayaan India diasimilasikan sepenuhnya, seperti seni pertunjukan sangat dan selamanya terpengaruh, dengan empat aspek kebudayaan India yaitu; Brahmanisme, pemujaan kepada Siwa yang memberi dasar keagamaan bagi pertunjukan teatrikal, kesusastraaan wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang menjadi sumber umum bagi bahan dramatik, dan cerita Buddha (jataka) bersamaan dengan Buddhisme Hinayana. Desa-desa yang masih tetap eksis melestarikan kesenian dramatari Gambuh yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh badan UNESCO diantaranya Desa Batuan, Desa Kedisan Tegallalang, Desa Ubud (Gianyar), Pedungan (Denpasar), Tumbak Bayuh (Badung), Anturan (Singaraja), Buda Keling (Karangasem). Di Desa Batuan Gianyar ada enam (6) kelompok sekaa gambuh yang hingga kini masih aktif dalam berbagai upacara keagamaan. Ke enam sekaa tersebut yakni; sekaa Gambuh Tri Wangsa, Sekaa gambuh Maya Sari, sekaa Gambuh Tri Pusaka Sakti, Sekaa Gambuh Kakul Mas, Sekaa Gambuh Desa Adat Batuan, Sekaa Gambuh Satriya Lenana. Lakon dalam setiap penyajiannya; lakon Tebek Jaran, Kesandung Lasem, Puun Peken Singasari, Peras Mataum, Karya Gunung Pangebel, Perang Undur-undur, Puun Alas Trate Bang, Gagak Baning, dan Pranaraga. Di tahun 1940-an sekaa gambuh Batuan pernah menyajikan cerita Rangga Lawe dan Amad Muhamad yang merupakan cerita dari luar bingkai Malat/Panji. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam Gambuh; Condong, Kakan-kakan, Raja Putri, Demang, Tumenggung, Rangga, Arya, Kade-kadean, Panji, Prabangsa, Prabu Keras, Prabu Tua, Bhagawan Melayu, Potet, Banyolan, Semar, Togog, Pekatik, dan lainnya sesuai lakon yang dibawakan

##submission.downloads##

Diterbitkan

2021-06-03

Cara Mengutip

Budiarsa, I. W. (2021). DRAMATARI GAMBUH DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Seminar Nasional Fakultas Seni Pertunjukan, 35–41. Diambil dari https://eproceeding.isi-dps.ac.id/index.php/seminarFSP/article/view/12